BAHAN BANGUNAN
Judul
“BAHAN BANGUNAN KAYU”
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Bahan Bangunan
Dosen Akademik : Frieda, ST.,MT.
Disusun Oleh:
1.
Aditya Prasetyo
DAB 116 034
2.
Ali Alima Putra r DAB 116 023
3.
De Hilary Gulani DAB 116 052
4.
Heny Putri Laras DAB 116 025
5.
Hebrin Tarigan DAB 116 058
6.
Jagat Perkasa Kembaren DAB
116 054
7.
Rewullane DAB
116 050
8.
Windy Maharani DAB
116 044
PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERITAS PALANGKA
RAYA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatNya sampai saat
ini penulis dapat menyusun makalah tugas kelompok pada mata kuliah Bahan
Bangunan kayu.
Penulis
juga menyadari bahwa dalam penyajian
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis berharap saran dan
kritik untuk membangun kesempurnaan makalah ini.
Penyelesaian
ini berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menghaturkan
terima kasih kepada :
1. Terhormat
Ibu Frieda ST.,MT. yang telah memberikan
kesempatan dan kepercayaan kepada kami serta telah membimbing kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
2. Anggota
kelompok dengan kerja sama yang kompak dan sukses berhasil menyusun makalah
ini.
3. Seluruh
anggota kelompok yang banyak memberikan saran dan bantuan hingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami mengharap
makalah kami dapat menjadi acuan serta referensi untuk mahasiswa khususnya
jurusan Teknik Sipil.
Pangka Raya ,21 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Cover...............................................................................................
i
Kata
Pengatar.................................................................................
ii
Daftar
Isi..........................................................................................
iii
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang..............................................................
1
1.2
Tujuan............................................................................
1
1.3
Rumusan
masalah....................................................... 2
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi kayu .................................................................
2
2.2 Konstruksi kayu dan sifatnya......................................
2
2.3 Kekurangan Dan kelebihan kayu................................
8
2.4 Jenis-jenis kayu dan manfaatnya...............................
8
2.5 Pengolahan bahan bangunan
kayu........................... 14
2.6 Contoh Bangunan
kayu............................................. 15
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan..................................................................
16
3.2 Saran............................................................................
16
Daftar Pustaka.............................................................................
16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam
pengajaran di jurusan teknik sipil mahasiswa diberikan berbagai disiplin ilmu
yang kelak sangat dapat membantu mahasiswa dalam menjawab setiap tantangan dan
permintaan di dunia kerja yang sesungguhnya. Hal ini belum dirasakan cukup jika
hanya didasari dengan teori-teori saja, oleh karena itu diperlukan suatu
aplikasi di lapangan dengan diadakan suatu survey lapangan. Sehingga mahasiswa
dapat lebih memahami teori-teori yang telah didapat di ruang kelas. Hal ini
juga agar mahasiswa dapat mengerti setiap tahap-tahap dalam pelaksanaan
pengolahan. Salah satu disiplin ilmu teknik sipil yang menerapkan program
survey lapangan adalah Ilmu Bahan Bangunan.
Ilmu
bahan bangunan salah satu disiplin ilmu yang membahas mengenai bahan-bahan yang
digunakan dalam konstruksi bangunan. Ilmu bahan bangunan ini juga merupakan
langkah awal pendidikan seorang teknik sipil dalam mengenali macam-macam bahan
serta manfaat dari alat-alat yang dipergunakan dalam membangun sebuah kontruksi
bangunan. Adanya penelitian atau survey lapangan dapat membuat kita mengenal
lebih dalam mengenai jenis-jenis bahan bangunan, misalnya bahan bangunan
pendukung, pengikat serta bagaimana
pembuatan kayu hingga komposisi penyusunnya
yang merupakan factor penting yang harus dipelajari dalam membangun sebuah
konstruksi bangunan serta memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan kayu
dan apa fungsi dari bahan kayu tersebut.Selain itu, adapun maksud dari tujuan
survey ke lapangan.
Maksud
dari tujuan survey adalah kita mendapatkan informasi yang lebih akurat dan
tepat karena kita dapat melihat kegiatan – kegiatan yang ada di lokasi survey
secara langsung dan untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Bahan
Bangunan selain itu juga kita dapat menambah wawasan yang belum pernah kita
dapat sebelumnya.
Jadi
dengan adanya survey kita dapat menggunakan data – data menjadi sebuah
informasi yang lebih lengkap.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan pembaca mengenai kayu, jenis dan ukurannya. Yang akan berguna saat kita diperhadapkan
tentang konstruksi kayu atau bahan bangunan kayu.
1.3 Rumusan masalah.
1.3.1
Apa sih itu kayu.?
1.3.2
Apa saja jenis-jenis
kayu bahan bangunan.?
1.3.3
Bagaiman
pengolahnnya.?
1.3.4
Contoh bangunan kayu?
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi Kayu sebagai bahan bangunan
Kayu adalah
material alam dari pohon yang sering dimanfaatkan untuk kontruksi bangunan.
Alasan mengapa kayu digunakan untuk kontruksi bangunan adalah mempunyai sifat
yang mudah dibentuk dan kuat. Selain itu untuk jenis-jenis kayu untuk kontruksi
bangunan masih mudah didapatkan. Bahan bangunan tersebut sering digunakan untuk
elemen-elemen struktur dan arsitektur pada rumah tinggal seperti kuda-kuda,
usuk, reng, pintu jendela kayu dan
sebagainya.
Beberapa orang lebih menyukai
rumah atau hunian dengan tema kayu sehingga permintaan pasar mengenai jenis-jenis kayu masih tinggi. Selain sebagai
material terpasang, kayu juga digunakan untuk material pendukung pekerjaan
struktur pada bangunan gedung seperti pembuatan bekisting balok, kolom, dan
pelat. Beberapa material yang digunakan sebagai pendukung pekerjaan struktur
adalah kayu glugu, kruing, dan kayu jawa. Berikut ini akan dijelaskan satu per
satu jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan.
2.2 Struktur Kayu dan
sifatnya
2.2.1 Struktur Kayu
Struktur
kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam
perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam
perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil,
Diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan,
struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.
Pada dasarnya kayu merupakan
bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga pengunaan kayu
sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut. Oleh sebab
itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan dengan beton dan baja.
Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan
beralihnya peran kayu
dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah
(dekoratif).
Namun demikian pada kondisi
tertentu (misalnya : pada daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu lebih
menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain) peranan kayu sebagai bahan
struktur masih digunakan.
2.2.2 Sifat Fisik Kayu
·
Berat dan Berat Jenis
Berat
suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu
berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu
balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
Keawetan
Keawetan
adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih
awet dari kayu gubal.
·
Warna
Kayu
yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
·
Tekstur
Tekstur
adalah ukuran relatif sel-sel kayu.
Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus
(contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling
dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
·
Arah Serat
Arah
serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat
lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat
miring).
·
Kesan Raba
Kesan
raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll). Kesan
raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air,
kadar zat ekstraktif dalam kayu.
·
Bau dan Rasa
Bau
dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati),
bau kamper (kapur) dsb.
·
Nilai Dekoratif
Gambar
kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan
riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.
Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai
dekoratif.
·
Higroskopis
Kayu
mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi
pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan
kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC =
Equilibrium Moisture Content).
·
Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari
:
Sifat
akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
Sifat
resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat
baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang,
gitar, biola dll).
·
Daya Hantar Panas
Sifat
daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
·
Daya Hantar Listrik
Pada
umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh
kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu
akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu
mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
2.2.3 Sifat
Mekanik Kayu
Keteguhan Tarik
Keteguhan
tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
tarik yaitu :
·
Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
Keteguhan
tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan
tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih
kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
·
Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan
tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2
(dua) macam keteguhan tekan yaitu :
Keteguhan
tekan sejajar arah serat dan
Keteguhan
tekan tegak lurus arah serat.
Pada
semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi
sejajar arah serat.
·
Keteguhan Geser
Keteguhan
geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian
kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
Keteguhan
geser sejajar arah serat
Keteguhan
geser tegak lurus arah serat dan
Keteguhan
geser miring
Keteguhan
geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah
serat.
·
Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan
lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban
pukulan. Terdapat 2 (dua) macam
keteguhan yaitu :
Keteguhan
lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
perlahan-lahan.
Keteguhan
lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
mendadak.
·
Kekakuan
Kekakuan
adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan
tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
·
Keuletan
Keuletan
adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau
tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang
melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen
dan kerusakan sebagian.
·
Kekerasan
Kekerasan
adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau
kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu
ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
·
Keteguhan Belah
Keteguhan
belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah
kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah
sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah
yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu
mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran
yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua
kelompok :
Faktor
luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat
yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
Faktor
dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Karakteristik
Kayu
Kayu
berasal dari berbagai macam jenis pohon sehingga karakteristik dari kayu juga
cendrung berbeda-beda, bahkan dari satu pohon juga cendrung memiliki perbedaan
karakteristik,
misalnya bagian ujung dengan bagian pangkal pohon. karakteristik kayu di
bedakan menjadi 3 hal yaitu :
1.
Karakter Fisik.
Berat Jenis Kayu. Berkisar sekitar 0,2 hingga 1,28
umumnya berat jenis kayu ditentukan dari berat kayu kering pengeringan atau
kering udara dan volume kayu pada keadaan tersebut, biasanya makin berat kayu
makin kuat pula kayunya.
Keawetan
Alami Kayu. ketahanan kayu terhadap serangan perusak kayu dari luar, seperti
rayap, bubuk dan jamur yang dihitung dalam jangka waktu tahunan, keawetan kayu
ini disebabkan oleh adanya zat extraktif dalam kayu bersifat racun bagi perusak
kayu
Warna
kayu.hal ini disebabkan oleh adanya zat pengisi warna yang berbeda dalam batang
kayu,warna suatu jenis kayu di pengaruhi oleh tempat kayu dalam batang, unsur
pohon dan kelembaban udara. Pada pengenalan kayu warna kayu yang di pakaiadalah
pada teras kayu.
Higroskopis.
kemampuan menyerap dan melepaskan uap air dari suatu jenis kayu yang sangat
dipengaruhi oleh suhu udara sekitar.
Berat
Kayu. Berat dari suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga sel (jumlah pori),kadar air yang di kandung dan zat extraktif
didalamnya.
Kekerasan
Kayu. Semakin berat suatu jenis kayu, maka akan semakin keras juga kayu
tersebut. Berdasarkan kekerasanya kayu di bedakan menjadi 3 macam yakni kayu
sangat keras, kayu keras, kayu sedang atau kayu lunak.
2.
Karakteristik Mekanik.
Disebut
pula kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan dari luar yang terjadi
dari gaya-gaya diluar kayu yang mempunyai kecenrungan untuk mengubah bentuk dan
besar kayu, dalam hal ini kekuatan kayu dibedakan menjadi beberapa macam
kekuatan yaitu:
o
·Kuat Tarik. Kemampuan kayu untuk menahan
gaya-gaya yang bekerja momen yang menarik kayu tersebut, kuat tarik yang
terbesar pada kayu adalah pada serat kayu.
o
Kuat Tekan. Kekuatan kayu dalam menahan
tekanan akibat muatan atau tekanan yang terjadi padanya, ada 2 macam tekanan
yaitu tekanan tegak lurus arah serat & tekanan sejajar arah serat.
o
Kuat Geser. Kemampuan kayu menahan gaya yang
bekerja membuat suatu kayu bergeser dari tempat semula, ada 3 macam kuat geser
yaitu: Kuat Geser arah serat, tegak lurus arah serat maupunarah miring.
o
Kuat Lentur. Kekuatan kayu menahan gaya-gaya
yang berusaha melengkungkan kayu, dalam hal ini dibedakan menjadi 2 macam yakni
: kuat lentur statik yang menahan gaya-gaya yang bekerja pada kayu secara
perlahan dan kuat lentur yang menahan gaya yang bekerja pada kayu secara
mendadak.
o
Kekakuan. kekuatan untuk menahan perubahan
bentuk atau lengkungan, dinyatakan dengan istilah Modulus Elastisitas.
o
Kelenturan. kemampuan kayu untuk menyerap
semua tenaga yang relatif besar, kejutan-kejutan atau tegangan berulang yang
melampaui batas serta mengakibatkan perubahan bentuk.
o
Kekerasan. kemampuan kayu menahan gaya yang
membuat takikan atau tekukan pada kayu, kekerasan ini bisa digunakan sebagai
acuan untuk pembuatan lantai rumah, balok, kuda-kuda atau keperluan lainya.
o
Kuat Belah. tegangan yang terjadi karena
adanya gaya yang bekerja seperti pahat/baji.
3.
Karakteristik Kimiawi.
Susunan
kimia yang terdapat pada kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu
terhadap serangan perusak kayu komponen kimia tersebut adalah :
Unsur
Karbohidrat.
Unsur
Non Karbohidrat.
Zat
Extraktif
2.3 Kekurangan dan Kelebihan
Kayu
Kelebihan :
-Mudah menyerap air.
-Berkekuatan
tinggi dengan berat jenis rendah.
-Tahan terhadap
pengaruh kimia dan listrik.
-Relatif mudah
dikerjakan dan diganti.
-Mudah
didapatkan, relatif murah.
-Perubahan
bentuk akibat suhu dapat diabaikan.
-Pada kayu
kering memiliki daya hantar panas dan listrik rendah, sehingga baik untuk
partisi.
-Memiliki sisi
keindahan yang khas
-Mudah mengalami kembang-susut
-Kurang tahan
terhadap pengaruh cuaca.
-Rentan terhadap
rayap.
Kekurangan :
-Bahan Alami
yang dapat diperbaharui
-Kuat tarik yang
tinggi
-Sifat kayu yang
kurang homogen, cacat kayu, dll.
-Beberapa jenis
kayu kurang awet.
-Kekuatannya
sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu,kelembaban dan pengaruh waktu
pembebanan.
-Keterbatasan
ukuran, berskala besar dan tinggi.
-Harganya
relatif mahal dan terbatas (langka).
-Dapat dibuat
dengan berbagai macam desain dan warna.
-Memberi efek
hangat.
-Bahan penyekat
yang baik pada perubahan suhu di luar rumah.
-Dapat meredam
suara.
2.4 Jenis-jenis Kayu untuk Konstruksi dan Manfaatnya
Kayu
Jati
Jenis kayu jati ini sering
terkenal karena kekuatannya yang tinggi dibanding dengan kayu lain pada ummnya.
Selain itu, kayu ini mempunyai serat dan tekstur yang indah, tahan terhadap
rayap, jamur, dan serangga. Tipe kayu ini lebih sering digunakan untuk
pekerjaan furniture seperti pintu, jendela, dan meja kursi. Kini masyarakat
sudah yang banyak mengetahui dan menggunakan untuk keperluan interior mebel.
Adapun ciri-ciri kayu jati adalah sebagai berikut.
1.Memiliki kekuatan dan keawetan yang sangat baik
2.Berwarna coklat muda hingga coklat tua
3.Mudah dipotong – potong dan mudah diolah menjadi banyak produk
4.tidak mudah berubah bentuk akibat perubahan cuaca.
5.Memiliki bobot yang berat dan kokoh
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi biasanya
mempunyai harga yang dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan
kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada
doreng, ada putih. Penentuan kualitas jenis kayu jati yang diinginkan
seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain
melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan
dapat memberikan nilai
estetika pada kayu tersebut dengan
menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
Jenis Kayu jati berasal dari
pohon jati yang memiliki ukuran yang besar, yang bisa tumbuh hingga ketinggian
30-40 meter. Jati merupakan jenis pohon yang memiliki daun yang lebar-lebar dan
memiliki ciri khas, dengan daunnya yang gugur ketika mengering. Pohon jati
sendiri merupakan jenis pohon yang tumbuh pada daerah hutan hujan tropis yang
bersuhu antara 27-37 derajat. Penggunaan
untuk konstruksi bangunan diantaranya untuk bantalan kereta api dan kontruksi
kuda-kuda atap serta struktur jembatan pada jaman dahulu.
Kayu Kelapa atau Glugu
jenis-jenis kayu untuk konstruksi
memang banyak sekali karena Indonesia sendiri kaya akan hutan tropis yang
terdapat berbagai macam variasi. Di jawa 1sendiri terdapat kayu glugu atau
kelapa yang sudah biasa digunakan untuk kontruksi bangunan seperti membat
kanopi teras, bahkan untuk rangka atap. Jenis kayu glugu ini sering digunakan
pada proyek gedung untuk membuat bekisting balok (gelagar, sekor, suri-suri).
Glugu memiliki serat dan tekstur
yang berbeda dengan jenis-jenis kayu lainnya karena memiliki serat yang jelas
dan lurus. Jika anda berniat untuk menggunakan kayu glugu sebagai rangka kanopi
ekspos sebaiknya dilapisi dengan cat akrilik agar seratnya
tetap terlihat. Pilihlah kayu
glugu dengan kelas no.1 sehingga lebih awet.
Kayu Kamper
jenis-jenis kayu yang lain untuk
konstruksi bangunan adalah kayu kamper. kayu kamper sering disebut dengan kayu
borneo. jenis material alam ini mempunyai serat dan tekstur yang indah. Biasa
digunakan untuk pembuatan kusen pintu maupun jendela walaupun kekuatannya tidak
sebaik dengan kayu jati. Alasan sering digunakan untuk kusen adalah jenis kayu
ini tidak disukai rayap dan serangga lainnya sehingga sangat cocok digunakan
sebagai material furniture.
Secara umum kayu kamper
dibagi dalam 3 kategori yang dijual dipasaran. Pertama kayu kamper samarinda
kedua kayu kamper surabaya dan ketiga kayu kamper kruing dari sumatera. Hal ini
disebabkan karena kayu kamper menjadi komoditas penting penyangga perekonomian
masyarakat di Indonesia. Sehingga saat ini perkebunan Tanaman kamper hampir
merata di seluruh Indonesia. Mengingat manfaat perekonomian yang dihasilkan
dari kayu kamper ini.
Kayu Bengkirai
Jenis-jenis kayu untuk kontruksi bangunan
memiliki harga yang berbeda-beda tergantung dari tingkat kelas kayu. Salah satu
jenis kayu yang lumayan kuat, awet, dan tahan cuaca adalah bengkirai. Kayu
bengkirai sering digunakan untuk material konstruksi bangunan seperti atap
kayu. karena kelebihannya yang kuat dan tahan lama sering
dijadikan material eksterior seperti
listplank, decking dan sebagainya.
Pohon Bangkirai banyak ditemukan
di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Jenis kayu ini berwarna kuning dan
kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara
kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada
saat baru saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat
kemerahan.
Kayu Merbau
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi
yang kuat dan tahan terhadap serangga adalah kayu merbau. Kayu merbau berwarna
coklat kemerahan yang terkadang disertai dengan highlit kuning dan tekstur
serat garisnya terputus-putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Jenis kayu ini termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu
merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki
tekstur serat garis terputus putus. Jenis kayu ini tumbuh subur di Indonesia,
terutama di pulau Irian / Papua.
Kayu Ulin
kayu Ulin merupakan jenis kayu untuk
konstruksi bangunan yang terkenal sangat kuat. Pohon ulin ini tumbuh subur di
kalimantan. material alam ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah,
kantor, gedung, serta bangunan lain. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang
tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada
dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan
terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan
sebagai konstruksi bangunan berupa tiang pancang, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen,
bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang
memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat
I dan Kelas Awet I.
Kayu Gelam
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi bangunan
lainnya adalah kayu gelam. Material alam ini sering digunakan pada
proyek-proyek rumah, kayu bakar,pagar, dan tiang-tiang sementara. Selain itu
juga sering digunakan sebagai stager atau perancah saat pelaksanaan proyek.
Pada beberapa daerah jenis kayu ini digunakan untuk cerucuk pada pekerjaan
sungai dan jembaran.
Kayu Meranti
kayu meranti merah merupakan jenis
kayu keras yang mempunyai warna merah muda tua hingga merah muda pucat. Jenis
kayu ini bertektur tidak terlalu halus. bahan alam ini sering digunakan untuk
membuat multiplek yang sering digunakan untuk bekisting. Pohon meranti sangat
mudah ditemui di hutan di pulau Kalimantan.
Kayu Akasia
Kayu akasia adalah jenis kayu
untuk konstruksi bangunan yang mempunyai nama lain acacia mangium dengan berat jenis 0,75 sehingga
pori-pori dan seratnya cukup rapat. Kelas awetnya II, yang berarti mampu
bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I,
yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat
desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya
retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat
lurus berpadu, maka jenis kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga
banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan
meibel-furnitur.
Itulah jenis-jenis kayu untuk konstruksi bangunan yang umum digunakan di beberapa wilayah Indonesia. Mungkin di
beberapa pulau bagian timur dan barat ada beberapa jenis kayu konstruksi yang
tidak tercantum diatas. Untuk saat ini permintaan pasar mengenai kayu sangat
tinggi walaupun sekarang sudah bermunculan inovasi-inovasi baru pengganti kayu.
Demikian info tentang jenis-jenis kayu untuk konstruksi bangunan semoga
bermanfaat.
2.4 Pengolahan Bahan
Bnagunan Kayu
Berikut
ini proses dasar pengolahan kayu:
sebelum
menjadi sebuah furniture kayu harus melalui beberapa proses dasar dan teliti.
Karena kayu pada dasarnya adalah material yang 'hidup' maka beberapa proses
kadang2 akan harus diulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
o
Penggergajian
Dari sebatang kayu gelondongan, kayu harus
dibelah dan dipotong sehingga menjadi bentuk dan ukuran yang diinginkan
mengikuti desain furniture. Proses ini termasuk proses yang masih kasar.
o
Pengeringan (Kiln Dry)
Karena termasuk material yang 'hidup' kayu
bisa berubah bentuk (melengkung, retak atau pecah), bahan ini harus dikeringkan
dahulu. pengeringan kayu menggunakan mesin dan ruangan khusus sehingga bisa
dicapai kandungan air di dalam kayu antara 8-12%. Hal ini dikenal dengan
istilah MC (Moisture Content).
o
Pengerjaan konstruksi.
Melingkupi pembentukan komponen, pengeboran
untuk konstruksi penyambungan kayu secara masinal atau manual. Untuk
mendapatkan hasil yang baik, minimum kayu harus melalui proses mesin 60%.
o
Perakitan
Proses perakitan merupakan salah satu proses
yang penting karena mempengaruhi kualitas kekuatan barang jadi. Apabila
perakitan tidak berhasil, sambungan-sambungan akan mudah terlepas dan furniture
tidak akan bertahan lama.
o
Finishing
Sebagai proses paling akhir dan paling
menentukan nilai estetika sebuah furniture. Finishing berfungsi memberikan
tampilan yang baru dan lain daripada tampilan serat kayu atau warna kayu yang
sebenarnya.
Finishing menjadi salah satu proses yang
paling sering diulang. Beberapa alasan adalah karena pembeli ingin memiliki
warna yang lain daripada warna standard atau karena kondisi finishing sudah
mulai pudar akan tetapi kayu masih kuat dan masih berfungsi dengan baik.sebelum
menjadi sebuah furniture kayu harus melalui beberapa proses dasar dan teliti.
Karena kayu pada dasarnya adalah material yang 'hidup' maka beberapa proses
kadang-kadang akan harus diulang untuk mendapatkan hasil yang terbaik
2.5
Contoh
Bangunan kayu
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kegiatan
untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat penting dalam
rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi
jual-beli atau perdagangan kayu.
Secara
teoritis, metode pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah dipelajari
sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu
hanya akan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang
dan terus menerus.
Kelengkapan
koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan kemampuan dan ketrampilan
dalam pengenalan jenis kayu.
3.2
Saran
Kita perlu memperhatikan
sifat sifat, jenis, ukuran dan harga ini untuk menggunakan kayu sebagai bahan
kontruksi kita. Sehingga dalam
penggunaannya maksimal.
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment